Selasa, 05 Oktober 2010

ANEKDOT GUSDUR

Selasa, 05 Oktober 2010 10:47 wib

Nyebut Bang!

PUISI

HAMPA
Laksana hidup di padang pasir
Kering tenggorokan tiada tara
Dulu tak seperti ini
Hidup indah bagai disurga
Duhai kasih .................... hidup kucari apa yang kunanti ?
Hanya satu harapanku............ Kasih ! buka hatiMu untukku
Aku mendamba hidup jadi seorang hamba
Yang patuh akan perintah Tuhannya
Namun kini Hidupku Hampa ...... Bagai Hidup di belantara
Selalu aku menangis ....................
Menanti yang tak kumengerti ...
Namun langkah tetap kuayun
Menapak bumi hingga kini
Kasih buka lah hatiMu untukku
Aku selalu merindukanMu
MADIUN , Juli 2010

KEMANA
Dari relung hati kuraba sampai kini
Namun tiada pernah kumengerti apa arti hidup ini
Siang berganti .... malam pun beranjak pergi
Namun sampai kini akupun tak penah mengerti

Sampai kapan aku harus mencari
Akan arti hidup ini
Namun kutak pernah henti
Langkahkan kaki menapak bumi

Madiun , Juli 2010
PAGI

Terasa penat badan ini
Tatkala ku terbangun dari sofa bambuku yang reyot
Aku merasa malas kan beranjak
Namun hatikku gundah akan perintah
Berat kurasa jalani hidup
Menggapai mimpi atas kehendak
Ku berjalan dengan dengan gontai
Mengambil wudlu pengobat rindu
Kubasahi wajahku yang terlihat tua
Aku masih muda masih banyak yang harus kukerjakan
Masih banyak yang harus kuselesaikan
Kulihat nan jauh disana
Masih ada harapan yang tersisa
Walau hanya bayang – bayang yang terlihat nyata

Madiun,13 Juli 2010


TIKUS DILUMBUNG PADI
Laksana Tikus Dilumbung Padi
Rasa dengki menyelimuti hati
Andaikan bisa kubersihkan Hati
Ku kan pergi tinggalkan ini
Namun tuhan takdirkan Lain
Aku tak boleh berhenti ,biar syetan menggoda Hati
Aku tak peduli dan yang penting Heeeeeeeeeeeppy.......


TERLENA

Kini Kusendiri Menata Hati yang kini sunyi
Kumenulis apa yang ingin kutulis
Kugerakan jemariku seakan aku melihat tuhanku
Aku berserah apa yang kan terjadi esok................................................
Rasa gundah tak pernah henti
Aku dengar suara dengung lampu neon yang usang
Aku dengar suara jankrik yang sedang bercengkrama
Aku dengar alunan musik nan jauh disana
Dunia ini penuh keindahan yang menipu hatiku
Seakan kuterbelenggu takkan bisa terlepaskan
Tuhan..............malam ini aku ingin bercengkarama
Dengan Anugrahmu yang maha Indah
Kini Hatiku Jatuh cinta lagi
Begitu Indah dirasakan begitu nikmat dikhayalkan
Namun begitu hinanya bila itu menjadi kenyataan
Tuhan .................... andaikan ini hanyalah sebuah mimpi
Kapan aku Kau bangunkan
Andikan ini kenyataan kapan kau beri kepastian ................
Kuhentikan jemarikan Sejenak ...Kutengadahkan wajahku kelangit
Seakan ingin kugapai Rembulan yang hanya sepenggal
Bibirku bergerak tanpa sadar Subhanalloh..................................
Ada bintang yang bergerak seakan mengamini .... permintaanku ....
Ooo..ya tujuh hari lagi Romadlon kan
Marhaban ... Marhaban ... Marhaban ... Yaaa Romadlon

21.30
Madiun,7 Agustus 2010
Malam
Sunyi tanpa bunyi

Nama Ansor Resmi Berubah Jadi “Ansor NU”

Nama Ansor Resmi Berubah Jadi “Ansor NU”
oleh Nahdlatul Ulama pada 01 Juni 2010 jam 17:45
Jakarta, NU Online
Jika pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) hasil muktamar 2004, nama badan otonom untuk laki-laki muda dibawah 40 tahun adalah Ansor, dalam AD/ART yang baru, nama tersebut dirubah menjadi “Ansor NU”.

Pada pasal 20 ayat 6e ART, yang mengkategorikan badan otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu, ayat 6e berbunyi “Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama disingkat Ansor NU untuk anggota laki-laki muda Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 40 (empat puluh) tahun.

Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi, yang juga ketua materi organisasi dalam muktamar ke-32 NU di Makassar menjelaskan, perubahan nama ini untuk alasan keseragaman karena seluruh badan otonom NU yang berbasis usia semuanya memiliki imbuhan NU, yaitu Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Masdar meminta agar pengurus Ansor NU menyesuaikan seluruh simbol organisasi ini sesuai dengan AD/ART yang baru.

“Keputusan dalam AD/ART harus dipatuhi semua fihak, bukan hanya badan otonom, tetapi tanfidziyah dan syuriyah semuanya juga harus mematuhi,” tandasnya.

Dalam sejarahnya, organisasi kepemudaan NU diinisiasi pertama kali pada tahun 1931 dengan nama Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU, namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih hubungan personal.

Baru pada muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 21-26 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai Departemen Pemuda NU, satu tingkat dengan bagian da’wah, ekonomi, mubarrot dan Ma’arif.

Pada tanggal 14 Desember 1949 berlangsung di kantor PB ANO Jl. Bubutan VI/2 Surabaya. Pertemuan bersejarah itu dihadiri oleh menteri agama RIS KH.A. Wahid Hasyim. KH.A Wahid Hasyim mengemukakan pentingnya membangun kembali organisasi Pemuda Ansor karena dua hal: (1) Untuk membentengi perjuangan umat Islam Indonesia; (2) Untuk mempersiapkan diri sebagai kader penerus NU.

Dari pengarahan KH.A. Wahid Hasyim kemudian lahir kesepakatan: Membangun kembali organisasi ANO dengan nama baru: Gerakan Pemuda Ansor disingkat Pemuda Ansor, hanya kemudian dipergunakan GP Ansor karena lebih populer, disepakati Pucuk Pimpinan berkedudukan di Surabaya. (mkf)

Tokoh Sufi

ABUYA DIMYATI
Seorang Guru Spiritual yang memiliki Karomah dan Kharisma